who like cheese…?


“WHO MOVED MY CHEESE……!!!!!?????”

“Kesunyian labirin
saat itu diusik oleh teriakan Hem, seo
rang kurcaci yang kaget setengah mati
setelah ia meyadari bahwa cheese
station C sekarang bukanlah lagi lorong yang
biasa ia temui setiap hari dimana biasanya terdapat banyak cheese yang
lezat
untuknya, namun telah berubah menjadi lorong kosong yang hanya terdapat sisa
cheese b
usuk yang jauh dari rasa lezat.”

Buku yang sangat menarik untuk dibaca, padahal didalam
sampul hard cover yang sangat tebal, hanya terdapat kurang dari 110 halaman
termasuk daftar isi, dengan besar font mungkin 14 atau 15 dan spasi mungkin 1⅟₂.

Buku ini menceritakan tentang 4 tokoh yang berjuang mencari
cheese dalam suatu labirin yang berliku. 4 tokoh ini terdiri dari 2 ekor tikus
dan 2 ekor kurcaci.

Sniff(endus) adalah tikus yang senang mengendus dan
menggunakan cara ini untuk mancari cheese. Ia dibantu oleh rekannya yang
bernama scurry(lacak) yang senang bertindak dengan cepat.

Hem(kaku) adalah kurcaci yang seperti namanya, cenderung kaku
dengan segala metode2 yang digunakanya dalam mencari cheese, sedangkan
haw(aman) rekannya adalah kurcaci yang akan mengikuti apapun yang hem lakukan,
karena ia cukup sejalan dengan paradigma hem yang jarang melakukan inovasi
dalam metodenya yang menurut haw pasti akan sangat merepotkan.

Keempat tokoh ini mungkin bisa mewakili bagian dalam diri
kita baik yang sederhana maupun yang rumit dalam menghadapi kehidupan dan
setiap perubahan yang terjadi dalam hidup kita.

Sniff yang selalu aware dengan yang namanya perubahan dan
selalu siap dengan sepatu larinya untuk mencari suatu sumber cheese baru
seperti ketika sumber cheese mereka di cheese station C tiba2 lenyap(walalupun
untuk tikus seperti sniff, ia tidak setuju dengan anggapan bahwa cheese itu
tiba2 lenyap karena ia sudah mengendus adanya perubahan jumlah cheese di sana
jauh sebelumnya.)

Scurry yang begitu tau adanya perubahan yang terjadi dengan
cheese mereka, tidak menunggu waktu lama untuk segera mengambil keputusan pergi
mencari sumber baru bersama dengan rekannya sniff. Dan bisa ditebak, tidak
membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk dapan menemukan sumber cheese yang
baru lagi, bahkan kali ini lebih banyak dari sebelumnya.

Bagaimana dengan hem dan haw? Seperti di awal, hem
mangawalinya dengan teriakan seakan2 tidak percaya dengan yang dilihatnya.
Kemudian ia pulang kerumah dan kembali keesokan harinya berharap mungkin besok
ada yang akan meletakan cheesenya kembali seperti semula. Esok harinya, saat ia
menemukannya tetap kosong, hem mulai menggerutu dan berkata dunia tidak adil
kepadanya, dengan tetap bertahan pada spot yang lama. Hem tetap berpikir bahwa
yang lama tetap yang terbaik.

Sedangkan haw, ia juga begitu shock dengan keadaan itu,
namun tidak memiliki kekuatan untuk melangkah. Ia sudah merasa tempatnya selama
ini sangat nyaman dan tidak memerlukan hal yang lebih. Haw merasa cukup dengan
apa yang ia punya selama ini, dan walaupun ia cukup menyadari bahwa cheese di
sekitarnya mulai membusuk, atau mungkin diluar sana ada lorong penuh cheese yang
lebih banyak dari yang ada sekarang haw
tidak terlalu mempedulikannya selama ia bisa tetap makan. Untunglah haw
bukanlah orang yang keras kepala seperti hem. Walaupun agak terlambat
menyadarinya, pada akhirnya haw lah yang menjadi tokoh utama dalam cerita ini
dengan gagasan2 yang dibuatnya untuk bangkit dan keluar dari zona amannya. And
in the end of the story, ada 3 tokoh yang tetap survive dan menikmati cheese
baru, namun 1 tokoh pada akhirnya tidak akan pernah mendapatkan yang terbaik
dalam hidupnya karena tidak peka dengan yang namanya perubahan.

Spencer Johnson sang penulis memandang keempat tokoh ini
adalah bagian yang mungkin ada dalam diri kita, sesuatu yang mungkin adalah
karakter kita, yang akan merespon saat terjadi suatu perubahan yang sangat
besar dalam hidup kita. Buat saya pribadi, keempat tokoh itu bukanlah harga
mati, dan saya rasa si penulis Spencer J juga pasti akan setuju dengan saya.
Dalam arti mungkin kita dilahirkan dengan karakter bawaan yang mengalir dalam
DNA kita, namun keempat tokoh itu juga merupakan wakil dari pilihan apa yang
akan kita ambil saat menghadapi perubahan. Sesuatu yang tidak berhubungan
dengan DNA kita, melainkan dari sikap kita untuk memperluas paradigma dan
memandang sedikit jauh ke depan, sehingga mampu menjadi orang yang peka.

Mau tidak mau, suka tidak suka, hidup ini akan selalu
berubah karena ini adalah pola baku dari kehidupan. Seorang bayi yang lahir
akan membawa suatu perubahan bagi suatu keluarga, kematian seseorang yang kita
cintai pun adalah suatu perubahan yang sangat besar. Ini adalah siklus dasar
kehidupan, sehingga tentu saja kita harus memiliki persiapan serta menerima
untuk suatu perubahan yang mungkin dan pasti akan terjadi.

Kehilangan pekerjaan, ditinggal pacar, bangkrut,
meninggalkan sekolah lama dan masuk lingkungan baru yang asing. Dari yang
simple sampai yang complicated, sering kali perubahan bukan lah suatu hal yang
menyenangkan, isn’t it?n___n

Namun kehidupan hampir pasti akan menghadapkan kita pada hal
ini, dan pilihan yang mungkin akan cukup mewakili pilihan kita adalah keempat
tokoh ini. Apakah anda akan memilih untuk tetap waspada dengan segala perubahan
yang terjadi tanpa menjadi lengah sehingga mampu mengambil langkah cepat yang
cukup efisien dengan segera meninggalkan gagasan lama menuju gagasan yang baru?
Atau anda adalah orang yang sudah merasa cukup dengan apa yang anda miliki saat
ini didalam zona aman dan mengendurkan kewaspadaan, sehingga saat perubahan
terjadi, anda tidak cukup siap untuk menghadapinya. Mungkin pada akhirnya anda
memang sadar ketika semuanya hampir terlambat dan menyadari bahwa zona aman
anda sudah mulai tidak aman dan nyaman lagi saat itu, sehingga anda memutuskan
untuk bergerak, namun saat itu anda sudah kehilangan banyak dengan apa yang
disebut kesempatan dan waktu yang pasti tidak akan mungkin datang untuk kedua
kalinya. Yang dapat anda lakukan hanyalah menunggu kesempatan berikutnya
menghampiri anda.

Atau….

Anda cukup bodoh dengan tetap bertahan dan mensugesti diri
anda bahwa perubahan itu tidak ada, atau menurut anda tidak ada yang lebih baik
dari pada yang lama dan bertahan pada paradigma lama anda. Ketika segala
sesuatunya tidak berjalan sebaaimana mestinya, anda mulai memposisikan diri
anda sebagai korban dari ketidakadilan dunia ini. Satu kata untuk anda,
Pathetic…

ada quote yang bagus dari A.J Cronin, “kita sadar kalau
kehidupan ini seringkali bukanlah jalan lurus yang mudah dilalui, namun berupa
jalan2 sempit yang menyesakan dimana kita harus mencari jalan, tersesat, dan
binggung. Sekarang dan sekali lagi kita sampai pada jalan tak berujung.”

Perubahan adalah pasti dan bukan merupakan suatu
pilihan, yang menjadi pilihan kita adalah bagaimana cara yang akan kita pilih
untuk menyikapinya. Suatu pilihan yang pada akhirnya akan membawa kita pada
pilihan biner yang paling mendasar, hidup bahagia atau menderita, menang atau
kalah, mampu bertahan atau tereliminasi.

Kira2 hal inilah yang mampu saya simpulkan ketika selesai
membaca buku ini, buku yang sangat menarik dalam penyajiannya yang
ringan,meskipun dalam keringanannya sebagai cerita fiksi,tidak mengurangi sama
sekali makna yang sangat besar di dalamnya, malahan menjadi ilustrasi yang
sangat representative. Tidak heran banyak perusahaan raksasa yang menggunakan
buku ini menjadi sumber motivator karyawan mereka. Dari apple computers, HP,
Compaq, sampai Mercedes benz, dari Exxon, shell, sampai US army, navy and
airforce. Yang paling menarik adalah pada bagian di akhir cerita. Penulis
mengakhirinya dengan kata penutup,

TAMAT…….

Ataukah sebuah awal yang baru?

0 komentar:

Posting Komentar

About this blog

ini jelas-jelas punya rikes n___n